Sabtu, 01 Februari 2014

Sunda, Lemuria, Atlantis & Nusantara


Pada catatan kali ini saya ingin berbagi catatan mengenai Sunda, Lemuria, Atlantis dan Nusantara. Catatan ini tentunya memakai metoda penelaahan kepustakaan yang saya ambil dari beberapa sumber di internet.
Kenapa kemudian saya mengkaitkan SUNDA pada judul di atas? apakah ada sentimen pribadi saya dikarenakan saya orang Sunda? Saya ungkapkan tidak! saya hanya berusaha menyodorkan fakta-fakta hasil para peneliti yang selalu mengkaitkan antara Lemuria, Atlantis dan Paparan Sunda yang sekarang disebut sebagai Nusantara.
Agar kita tidak salah paham mendefinisikan istilah Sunda pada catatan ini, maka yang pertama akan saya bahas adalah masalah Sunda tersebut.
Dahulu kala pernah ada dataran yang sangat luas yang dinamakan dengan Paparan Sunda. Paparan Sunda ini tenggelam diperkirakan seiring dengan berakhirnya jaman es.  Tenggelamnya paparan ini membentuk lautan dangkal di sekitar laut Jawa hingga meliputi laut China selatan. Sementara dataran tinggi dari paparan ini yang tidak ikut tenggelam membentuk gugusan-gugusan pulau.
Dataran Sunda terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian utara, meliputi Kepulauan Filipina dan pulau-pulau karang sepanjang Lautan Pasifik bagian barat, serta bagian selatan yang terbentang dari barat sampai ke timur mulai Lembah Brahm aputera di Assam (India) hingga Maluku bagian selatan. Dataran Sunda itu bersambung dengan kawasan sistem Gunung Himalaya di barat dan dataran Sahul di timur.
Selanjutnya, sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor (Bemmelen,1949:15-16).
(sumber http://globalmaya.wordpress.com/2011/02/21/tentang-sunda/).
Sunda sendiri menurut sumber di atas, berasal dari bahasa Sangsakerta yang bersinar, terang, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa 1949: 289)
Jadi, Sunda bukanlah melulu merupakan nama sebuah suku di Indonesia, tapi Sunda mempunyai arti yang sangat luas, ia sebagai dataran yang mempunyai wilayah yang sangat luas, dan mempunyai makna yang sangat luas pula. Namun pada kenyataannya, nama Sunda saat ini sangat dikaitkan erat dengan nama sebuah suku yang berada di Jawa Barat. Entah karena suku ini salah satu pewaris dari istilah Sunda Purba atau bukan, belum banyak penelitian akan hal itu.
Sekarang kita ke Bangsa Lemuria dan Atlantis.
Bangsa Lemuria (Lemurian) dan bangsa Atlantis (Atlantean) menurut wikipedia, disebutkan merupakan dua bangsa yang pernah hidup sejaman  75.000 SM – 11.000 SM, namun bangsa Lemuria lebih dahulu ada sebelum bangsa Atlantis.
Ada kemiripan antara Lemurian dan Atlantean, yakni keduanya mempunyai teknologi yang sudah sangat maju dan tinggi. Saking majunya teknologi kedua bangsa ini, teknologi jaman kita sekarang belum bisa dipersandingkan dengan kemajuan teknologi kedua bangsa tersebut. Disebutkan bahwa teknologi kedua bangsa tersebut telah menguasai ilmu luar angkasa, sehingga mereka dapat dengan mudah bepergian dari bumi menuju planet-planet lain di luar angkasa. Namun demikian, ada perbedaan mendasar dari teknologi yang digunakan kedua bangsa ini, meskipun teknologi keduanya sangat maju dan mungkin bisa dikatakan setarap. Perbedaannya adalah bahwa Lemurian merupakan bangsa yang cinta damai, dan religius. Teknologi Lemurian menitikberatkan pada pemanfaatan ilmu supranatural/metafisis, sehingga untuk menerangi sebuah kota saja mereka mempercayakan pada seseorang untuk  dapat berkonsentrasi menjaga sebuah kristal sebagai sumber energi penerangan bagi kota itu. Jika konsentrasi orang tersebut terganggu, maka listrik di kota juga akan terganggu. Sementara Atlantean merupakan bangsa yang gemar berperang, dan teknologi mereka menitik beratkan pada ilmu fisika.
Dimanakah kedua bangsa ini tinggal? menurut penelitian seorang Peneliti asal Brazil, Prof. Aryoso Santos, bahwa yang dinamakan dengan Bangsa Atlantis tiada lain berada di sebuah Paparan yang dinamakan dengan Paparan Sunda (Luas wilayah paparan sunda bisa dilihat pada paragraf di atas).
Dikarenakan Atlantean merupakan bangsa yang gemar berperang (seperti bangsa Amerika sekarang ini), maka Atlantean kala itu menyerang Lemurian yang cinta damai. Dikarenakan Lemurian merupakan bangsa yang cinta damai, maka mereka tidak mempersiapkan diri dan tidak mempunyai persenjataan untuk berperang, sehingga Lemurian kalah oleh Atlantean. Bangsa Lemuria yang kalah selanjutnya disebutkan bermigrasi ke berbagai pulau di bumi dan ke planet-planet lain di luar angkasa. Sementara tidak lama kemudian Bangsa Atlantis pun tenggelam dalam satu malam dikarenakan gempa dan banjir yang sangat teramat dahsyat dalam satu malam. Tenggelamnya Atlantis diprediksi bersamaan dengan berakhirnya zaman es.
Sampai sini sudah sangat jelas ada keterkaitan antara Paparan Sunda dan wilayah Kekuasan Lemuria dan Atlantis. Prediksi saya, nama Sunda sendiri merupakan nama lain dari Lemurian, karena arti Sunda yang berarti bersinar, terang, putih, sangat erat sekali dengan karakter bangsa Lemuria yang menjunjung tinggi cinta damai dan bersifat religius.
Sekarang kita beralih ke Nusantara
Berbicara masalah Nusantara, tentu kita tidak akan lupa dengan seorang tokoh di Jaman Majapahit yang berhasil mempersatukan dataran-dataran yang terpecah-pecah sisa-sisa peninggalan Atlantis yang ternggelam dalam satu malam, tokoh tersebut bernama Maha Patih Gajah Mada. Hingga saat ini, bahwa yang disebut Nusantara adalah Indonesia, yang wilayahnya membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.
Pengidentikkan Nusantara sebagai Indonesia tentunya harus diakui oleh kita sebagai warga negara Indonesia merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Namun, jika melihat sejarah penyatuan Nusantara oleh Gajah Mada, sebetulnya Gajah Mada tidak berhasil seratus persen mempersatukan Nusantara (Kepualauan-kepulauan di Indonesia saat ini), karena ada sebuah kerajaan kecil yang tidak berhasil ia taklukkan. Kerajaan tersebut tiada lain adalah Kerajaan Sunda, sehingga jika melihat kepada sejarah penyatuan Nusantara, Kerajaan Sunda bukanlah termasuk kepada Nusantara (seperti diklaim dalam sejarah Gajah Mada).
Di sini saya tidak berniat sedikitpun memprovokasi suku atau daerah tertentu untuk menjadi separatis, namun sekali lagi, bahwa saya berusaha menyodorkan bukti-bukti yang faktual.
Tidak dapat ditaklukkannya Kerajaan Sunda sendiri disinggung dalam cerita Perang Bubat, dimana Hayam Wuruk menginginkan Putri Kerajaan Sunda bernama Dyah Pitaloka untuk dipersunting sebagi istrinya, sementara Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat; yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayah dan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran. Akibat peristiwa itu langkah-langkah diplomasi Hayam Wuruk gagal dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena dipandang lebih menginginkan pencapaiannya dengan jalan melakukan invasi militer padahal hal ini tidak boleh dilakukan.
Dalam sumber lain disebutkan, bahwa tidak dapat ditaklukkannya Kerajaan Sunda dikarenakan kerajaan ini merupakan kerajaan tertua yang ada di Nusantara, bukan Kerajaan Kutai yang selama ini dibahas dalam buku-buku sejarah di sekolah.
Untuk dapat mengetahui bahwa kerajaan Sunda merupakan kerajaan tertua di Nusantara, harus dilihat sejarah dari jaman Sunda Purba (sumbernya saya lupa), silahkan googling memakai keyword kerajaan sunda purba.
Kita tarik lagi pada peradaban Lemuria dan Atlantis. Jika benar bahwa Kerajaan Sunda merupakan Kerajaan tertua di Indonesia, bisa jadi bahwa Suku Sunda di Jawa Barat merupakan suku pewaris yang sah dari peradaban Lemuria dan Atlantis yang kala itu berada di Paparan Sunda. (pendapat pribadi)
Peneliti lain bernama Prof. Oppenheimer, Profesor Oxford University menyatakan bahwa Pusat Peradaban Dunia 15.000 – 7.400 tahun yang lalu berada di ASIA TENGGARA. Prof. Oppenheinmer menyebut hipotesanya dengan Hipotesa SUNDALAND (Hipotesa Paparan Sunda).
Peneliti lokal sendiri menyebutkan, bahwa Pusat Peradaban dunia yang sangat maju tempo dulu berada di pulau Jawa. Dialah seorang Penafsir Al-Qur’an yang sangat terkenal bernama Fahmi Basya. Mengenai prediksi tersebut dapat disimak didalam sebuah video di youtube dengan judul Borobudur dan Sulaeman.
Wallahu a’lam bishowab
Oleh :ExsperienceLife-Andy
  • Stumble This
  • Fav This With Technorati
  • Add To Del.icio.us
  • Digg This
  • Add To Facebook
  • Add To Yahoo

0 komentar:

Posting Komentar