Kamis, 29 Januari 2015

Pembodohan Sejarah Tentang Bangsa Sunda

0 komentar
Jurnalis Independen: Kalau kita mendengar Ratu Kidul langsung terbayang hal-hal mistis, merinding badan kita, musrik dan tidak masuk akal. Namun keberadaan kisahnya, lokasi bersemayam Ratu Pantai Selatan begitu dekat dengan kehidupan manusia Jawa. Padahal makhluk yang bernama manusia  adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT paling mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk-makhluk ciptaan ALLAH lain, sekalipun malaikat.

Siapa Ibu Ratu Kidul atau biasa disebut Ibu Ratu Pantai Selatan? Untuk mencari data Panjenengan Ibu Ratu, ada baiknya, mengajal pembaca kembali pada jaman dulu. Saat pulau Jawa, Nusantara “dijajah” agama Hindu dari India, dunia islam telah lahir seorang Nabi dari ketutunan Adam, bernama Nabi Sis AS. Saat itu di India, tepatnya jaman Aji Saka, Aji Sakti dan Aji Putih. Ketiganya adalah kembar dan putra dari Raja Sungging Perbangkala dengan Ibu Ratu Dewi Arumba kerajaan dari India dekat Sungai Yamuna.
Setelah meningkat dewasa ketiganya mempunyai kesaktian dan kepandaian yang setara sehingga membuat Raja melakukan sayembara kepada ketiganya untuk memperebutkan pusaka Kembang Cangkok Wijaya Kusuma yang selalu diikuti oleh pusaka Cakra Bijaksana dan Tiwi Krama. Siapa yang mendapatkan pusaka itu akan ditunjuk menjadi Raja. Oleh Patih Kerajaan, Patih Abiyasa yang sakti pusaka kembang cangkok wijaya kusuma dilempar jauh-jauh. Akhirnya ketiga putra raja mengejar pusaka itu dengan kesaktian mereka masing-masing.
Sampailah pada satu masa dan tempat dimana pusaka itu ternyata jatuhnya di sekitar Nusantara tepatnya di pulau Jawa. Setelah berbulan-bulan mengejar akhirnya mereka tiba di pulau Jawa. Singkat cerita seiring dengan waktu, ternyata yang menemukan pusaka itu adalah Aji Putih Aji anak bungsu dari Dewi Arumba. Dengan sikap yang bijaksana dan tenang disampaikanlah penenemuannya kepada Aji Sakti, kakak keduanya dan dikatakan oleh Aji Sakti bahwa ini adalah kehendak Sang Hyang Wenang nama Tuhan dalam agama Hindu.
Tiba-tiba datanglah Aji Saka anak tertua dari Dewi Arumba. Aji Saka dengan nafsunya dan cenderung iri merebut pusaka itu dari Aji Putih tetapi ditahan oleh Aji Sakti sehingga tetap dipegang oleh Aji Putih. Pada saat itu Aji Putih mengatakan kalau memang kakak sulungnya memang menginginkan pusaka akan diberikan. Aji Saka mengatakan itu memang hak dia sebagai kakak tertua tetapi ditolak ole Aji Sakti dengan mengatakan sesuai dengan pesan dan janji dari ayahanda bahwa yang menemukan pusaka, akan dijadikan raja maka Aji Putihlah yang berhak menjadi Raja.
Aji Saka terus beragumen dan tetap menginginkan pusaka tetapi selalu dibantah oleh Aji Sakti sehingga terjadilah perang mulut dan perang fisik diantara keduanya sementara Aji Putih tetap pasrah dan ikhlas. Disini ditunjuukkan bahwa pasrah dan ikhlas yang tawadu pasti menuai hasil yang baik.                
Perang antara kakak-adik terus terjadi tidak ada yang menang dan yang kalah sampai waktu bertahun-tahun. Peperangan merebutkan tahta ini dipercaya terus berlangsung hingga akhir dunia. Yaitu pertempuran dalam memperebutkan kekuasaan yang dilakukan oleh anak keturunan Aji Putih dan Aji Saka. Karena bosan berperang, Aji Saka akhirnya pergi ke timur tepatnya daerah Banyuwangi (Alas Purwo). Disitulah Aji Saka merintis dan mendirikan kerajaan secara turun temurun mulai dari Daha, Kediri, Singasari, Majapahit sampai Mataram. Ingat like father like son, sifat iri dan gila kekuasaan selalu menyertai perjalanan anak cucu Aji Saka sehingga kita dapat menyaksikan sejarah perebutan kekuasaan Ken Arok-Tunggul Ametung, Tribuana Tunggal Dewi sampai kerajaan Mataram menjadi dua Yogyakarta dan Surakarta bahkan sekarang keraton Surakarta sempat pecah memperebutkan kekuasaan menjadi Mangkunegaran.                
Bagaimana dengan Aji Putih? Aji Putih bersama turunannya mendirikan kerajaan Galeuh Pakuan sedangkan Aji Sakti mendirikan kerajaan Pajajaran yang sebenarnya hanya seolah-olah.Maksudnya mendirikan kerajaan tetapi tidak menjadi raja, melainkan menjadi Pandita dan selalu melindungi adiknya dari serangan Aji Saka.
Hubungannya dengan Ratu Kidul
Aji Sakti mempunyai 2 anak yaitu Dewi Sri Pohaci yang cantik jelita dan sering dipanggil sebagai Cinde Maya. Sedangkan adiknya bernama Jaka Manggala, pemuda ini selain tampan juga memiliki kesaktian seperti ayahnya. Karena kecantikan Dewi Pohaci, banyak pria terutama kaum bangsawan menginginkannya menjadikan calon istri mereka sehingga dibuatlah sayembara oleh Aji Sakti siapa yang dapat mengalahkan kesaktian Jaka Manggala maka akan ditunjuk sebagai suami Dewi Sri Pohaci. Seiring waktu, kesaktian Jaka Manggala tidak dapat dikalahkan oleh pria manapun sehingga membuat Dewi Sri Pohaci merenung dan sedih memikirkan nasibnya. Pohaci berpikir, jika terus seperti ini, dirinya tidak akan mendapatkan jodoh dan tak akan bisa berkeluarga. Sikap Dewi Sri Pohaci inilah membuat Jaka Manggala merasa bersalah tetapi dia sangat mencintai kakaknya sampai kapanpun.
Setelah merenung dan berpikir, Jaka Manggala memutuskan akan menghilang dari hadapan Dewi Sri Pohaci agar dapat menikah dengan pria idamannya dengan syarat dia menhilang tapi tidak jauh dari kakaknya. Caranya? Dengan kesaktiannya, Jaka Manggala masuk ke dalam kemaluan sang kakak sampai ditemukan calon suami yang ideal buat kakaknya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, sampai abad berganti abad, masuklah masa Islam di tanah Jawa. Suatu hari Wali Songo memanggil Panembahan Senopati untuk memberitahukan peristiwa besar yang akan dialami oleh Panembahan Senopati. Dikatakannya Panembahan Senopati akan menemukan calon istri yang ideal tetapi ada petunjuk buat dia bahwa setelah menikah Panembahan Senopati dilarang untuk melakukan hubungan badan dengan istrinya. Larangan itu berlaku selama 40 hari dan selama itu Panembahan Senopati wajib melakukan shalat Tahajud dengan amalan yang telah ditentukan.
Benar saja, suatu hari ketika berburu di hutan, Panembahan Senopati bertemu seorang wanita yang sangat cantik sekali dan dia sangat terpesona akan tutur bahasanya yang santun. Akhirnya wanita itu diajaklah ke kediaman beliau karena ternyata wanita itu tinggal seorang diri di hutan. Beliau mengabarkan kepada para wali apakah ini calaon istri yang ideal. Ternyata benar dan menikahlah keduanya tetapi Panembahan Senopati tidak lupa akan amant para wali selam 40 hari melakukan amalan dari para wali.                 
Pada hari ketiga terjadilah peristiwa yang akan mengubah tatanan dan sikap masyarakat Jawa terhadap pantai Selatan. yaitu ketika sedang wirid tepat di samping ranjang tempat tidur sang istri yang berkelambu, tiba-tiba Panembahan Senopati melihat seorang pria ada dalam kelambu istrinya yang sedang tertidur pulas. Ternyata pria di dalam kelambu itu tidak lain dan tidak bukan adalah Jaka Manggala, adik dari istrinya yaitu Dewi Sri Pohaci atau Cinde Maya. Rupanya Jaka Manggala keluar dari kemaluan kakaknya karena tidak kuat lagi menahan panasnya energi yang keluar dari setiap ayat Qur’an yang diwiridkan oleh Panembahan Senopati. Panembahan
Senopati sempat berpikir apakah istrinya telah berbuat serong dengan lelaki itu? Dan dikejarlah Jaka Manggala tetapi dengan kelihaiannya berhasil melarikan diri dengan cepatnya tanpa bisa diketahui dan terkejar oleh Panembahan Senopati. Ketika kembali ke kediamannya, Panembahan Senopati, ternyata Cinde Maya sudah tidak ada di kamarnya. Pohaci atau Cinde Maya telah melarikan diri karena malu. Rasa malu Pohaci ternyata lebih besar dari rasa cintanya kepada Panembahan Senopati. Panembahan Senopati yang sudah dianggapnya sebagai pria dan suami yang baik dan beriman harus ia tinggalkan. Akhirnya dengan tergopoh-gopoh Cinde Maya sampailah di tepi jurang di Pantai Selatan. Rasa malu dan cinta yang demikian besar tak mampu Pohaci tanggung seorang diri. Dengan rasa putus asa, Pohaci bermaksud bunuh diri. ketika akan menceburkan diri, ada seorang pria yang memegang pundaknya sehingga selamatlah Cinde Maya.
Dewi Pohaci atau Cinde Maya diselamatkan oleh seorang lelaki. Ternyata Pria penolongnya itu adalah Nabi Khidir AS. Dengan suara jelas, tegas, berwibawah namun tetap menunjukkan kebijaksanaan, ditegurnya Cinde Maya yang dalam keputusasaan. Dengan mengingatkan bahwa sebagai manusia, melakukan tindakan bunuh diri adalah dosa besar dan tidak akan mendapatkan ampunan dari ALLAH SWT dan jaminannnya adalah neraka. Mendengar teguran itu, sambil menangis, Cinde Maya mengatakan apa yang harus dilakukan untuk menutupi aib itu. Oleh Nabi Khidir AS dijawab dengan mengatakan “itu bukan aib tapi itu adalah takdir ALLAH SWT, atas seijin ALLAH. Akhirnya Pohaci atau Cinde Maya sadar dan menuruti nasehat Nabi Khidir AS.
Nabi Khidir menawarkan kepada Cinde Maya untuk tinggal di Laut Selatan. Sebuah alam setingkat diatas alam nyata manusia. Pohaci sekaligus bertugas menjaga harta warisan Nabi Sulaeman AS. Nabi terkaya dalam kepercayaan agama islam. Selain itu, juga mendapat tugas melestarikan alam lingkungan sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Cinde Maya menyetujuinya hingga sekarang masih menetapi laut selatan yang dikenal dengan Ibu Ratu Kidul atau Ibu Ratu Pantai Selatan. Pertanyaannya adalah siapa sebenarnya yang selama ini digambarkan dengan wanita cantik pada lukisan dan kemunculan di sekitar laut selatan? Wanita itu adalah Nyi Blorong, bangsa siluman yang merupakan panglima dari Ibu Ratu Kidul dengan sifat yang kurang baik. Blorong tidak ingin disamakan dengan manusia baik pakaian, fisik dan lain sebagainya, sedangkan di darat dikuasai oleh Centing Manik yang juga bangsa Siluman. Di pantai Utara Pulau Jawa penguasanya bangsa siluman bernama Dewi Lanjar.
Jadi kesimpulannya adalah, Ibu Ratu Kidul atau Ratu Pantai Selatan adalah bangsa manusia. Ia juga yang mengalami proses penuaan fisik dan karena Kun Faya Kun-nya ALLAH, beliau dapat berada di dua alam serta selalu melindungi anak cucunya. Begitulah ceritanya, jadi sebagai manusia , kita tidak boleh takut pada hal-hal mistik, klenik dan lain sebagainya apalagi jin dan setan tetapi yang kita takutkan adalah diri kita sendiri dalam mengendalikan nafsu manusia.

Artikel Blog Dengan Kata2 Seperti ini Sungguh Salah Kaprah 
Note: "Kebudayaan Bangsa Sunda Telah Ada Sebelum Agama Hindu Dan Budha Masuk Ke Nusantara,Peradaban Sunda Merupakan Peradaban Tertua Di Dunia & Sunda Tidak Mengajarkan ajaran untuk meyambah patung/Berhala itu adalah ajaran agama hindu yang"sesat"

wisata akhir tahun @ Taman Wisata Matahari 1 januari 2015

0 komentar





















Selasa, 13 Januari 2015

10 ciri Orang Sunda

0 komentar

10 Ciri Orang Sunda...

Hei semua pembaca.... setelah lama enggak nulis, akhirnya gw coba mau membongkar habis kebiasaan orang SUNDA. Sunda yang dimaksud disini adalah orang Jawa Barat, sebagai salah satu daerah dengan tingkat perekomomian tertinggi di Indonesia, Jawa Barat dengan berbagai kotanya bahwa keturunannya memiliki ciri unik yang mungkin enggak akan ditemukan disuku lain. Mau tau apa aja 10 ciri Orang Sunda? cekidot :D
1. Kulit Putih dan Punya Tekstur Muka Mirip
Syahrini dan Syahrul Gunawan
Ciri orang Sunda yang pertama adalah Memiliki wajah Putih dan memiliki tekstur wajah yang mirip. Bisa dilihat dari dua artis Sunda yang dari wajah putih mereka terlihat ada tekstur yang mirip satu sama lain. Syahrini yang kelahiran Bogor 1 Agustus 1982 dan Syahrul Gunawan kelahiran Bogor 23 Mei 1976 ini adalah asli orang Sunda yaitu Kota Bogor yang kedua orang tuanya adalah asli Sunda. 
Tak heran Daerah Sunda terkenal sekali dengan "Kembang Desa", baik pria atau wanitanya terkenal pesona wajahnya yang menarik. Itu pun yang menyebabkan para penjajah Belanda dulu menjadikan wanita pribumi sunda menjadi Istri. Tapi kalau kalian ditengah jalan nemu orang sunda yang Hitam, itu bukan salah genetik sunda hehe. Mungkin mereka memiliki campuran darah lain dari suku diluar sunda.
2. Mengganti huruf F jadi P
Artis Om Parhan juga Orang Sunda
Ini mungkin bisa dibilang sudah jadi kebiasaan, hehe.. karena banyak banget biasanya orang sunda yang biasa menukar Huruf F menjadi P, sebenernya bukan sengaja sih. Itu udah jadi kebiasaan aja kalau lagi ngomong. Contoh nih, ngomong Transfer jadi Transper haha... memang orang Sunda suka lucu kalau udah merubah kata-kata.
3. Enggak bisa lepas dari "Teh", dan "Mah"
Ilustrasi : Pak SBY dan Pak JK lagi ngomong Sunda :D
Yang ketiga ciri orang Sunda adalah tidak bisa lepas dari kata-kata imbuhan "Mah" dan "Teh". Malah saking terkenalnya, imbuhan ini pernah jadi Iklan salah satu Susu Sapi di televisi. Percakapannya seperti, "Itu apa?" "Ini teh susu", "Ini mah susu", haha sampe2 dikira dia minum Susu yang pake teh. haha kacau deh jadinya :D
4. Lemah Lembut Berbicara dan Gemulai Pastinya :D
Mojang Jajaka Jawa Barat
Kelembutan, ketimuran dan gemulai adalah ciri keempat dari orang sunda. Orang Sunda itu terkenal dengan keramahan ketika menyapa dan bergaul dengan orang disekitarnya. Selalu mengedepankan senyum, sapaan yang khas yaitu "Neng" untuk wanita dan "A" untuk Pria. Orang sunda akan baik kepada orang yang baik, dan akan baik juga kepada orang yang jahat, tetep senyum, walaupun nanti dibelakang dia sebenernya ga suka hehe.. 
Tapi hati-hati kalau orang Sunda udah marah... waaaahhh! keluar semua bahasa kasar khas Sunda yang sangat sangat cepat cara bicaranya, jauh terbaik sama aslinya. contohnya yang lembut : "Neng atos emam? hayu atuh geura emam bisi geuring" :D dan ini yang kasarnya : "Ari sia buru atuh jajablog kaditu, ehh ari maneh teh teu sien paeh lain? dikarunyaan teh :D hahaha.. sama arti tapi beda. yang Halus dan yang Kasar. Kalau dalam bahasa Indonesia artinya : "Kamu udah makan (wanita)?, ayo cepet makan nanti takut sakit.
5. Sunda Punya Kosa Kata Paling Banyak untuk berbagai tingkatan
Orang Sunda patut berbangga, karena Bahasa Sunda dan Aksara Sunda menjadi satu satunya bahasa daerah Indonesia yang pertama bisa diaplikasikan di Komputer kalian dengan lisensi UNICODE (Lisensi Bahasa Komputer Internasional). Kini kalau kalian mau menerjemahkan Bahasa Sunda ke Aksara Sunda atau sebaliknya, tinggal pake aplikasi ini. Caranya Download Fontnya dulu disini  , click Sundanese Unicode lalu file downloadnya kalian taro di C : Windows/Font. kalau udah ditaro, kamu balik lagi ke sini, baru deh kalian bisa terjemahin.
Tapi diluar dari Bahasa Sunda dan Aksaranya, bahasa Sunda kaya akan pembendaharaan kata, contoh kalau "Makan" dibahasa Indonesia aja kalau dibahasa Sunda banyak, yaitu :
"Emam" = untuk orang tua/Anak Kecil Sopan, 
"Tuang" = Untuk Sebaya Sopan, atau Lebih tua sedikit, 
"Dahar"= untuk teman sebaya Sedikit Kasar,
"Nyatu"= Bahasa Kasar, 
"Jajablok"=bahasa sangat kasar.
Dan masih banyak lagi, jadi kalau kalian mau belajar bahasa sunda harus hati-hati, jangan cuma asal denger terus diucapin, kalian harus tau kata-kata itu diucapkan untuk siapa dan sopan atau kasar. hehe memang agak ribet awalnya, lebih susah dari bahasa inggris hihihihi, tapi kalau udah lancar?? waawww enaaak :D
6. Jarang Orang Sunda Yang Merantau
Salah satu ciri orang sunda itu, "Jarang Merantau". mungkin kalian bisa hitung orang sunda yang merantau didaerah lain di Indonesia atau diluar negeri, Ada tapi sedikit. Tidak seperti suku lain yang banyak merantau kedaerah lain. Mau tau Alesannya?
Orang sunda jarang merantau keluar jawa Barat, karena Pusat Kotanya kan diJawa Barat, jadi ngapain keluar jawa Barat, Jakarta juga cuma beberapa kilometer bisa ditempuh, pendidikan, hiburan, pantai, mall, pegunungan, persawahan, perkantoran, pertokoan, grosir, kampung, kebudayaan, keagamaan, dan semua hal yang dibutuhkan ada di Jawa Barat atau sekitarnya, sehingga banyak orang Jawa Barat yang enggan Pergi keluar Jawa Barat, karena semua peluangnya ada disini. Jadi kalian enggak akan nemu orang Sunda di Papua,  kecuali Ibu kota Negara pindah kesana hehe... 
Selain itu kebanyakan orang tua dari orang Sunda juga tidak banyak yang menganjurkan anaknya untuk pergi keluar Jawa Barat. mereka terlalu sayang kepada anaknya, sehingga jarang dari orang tua yang memberi restu kepada anaknya untuk pergi keluar pulau untuk merantau. Tapi ada juga loh orang sunda yang berhasil diluar Jawa, tapi minoritas :D.
7. Sunda is Kuliner :D
Nah... ini dia ciri orang sunda yang ke tujuh, yap yaitu Kuliner. Orang Sunda terkenal dengan segala macam kuliner yang TOP MARKOTOP. Sajiannya dengan ciri Khas alami dan yang pastinya jangan dilupakan yaitu "Sambel", wah kalau orang sunda makan ga ada sambel atau pedes aja sedikit, kayaknya ga akan jadi makan walaupun seenak apapun :D. Walaupun cuma berbekal Cabe Rawit kecil itu harus ada jadi sajian makanan.
Beberapa makanan khas sunda yang harus ada adalah, Nasi Panas, Empal Daging, Sambel Goreng Terasi, Pete, Kangkung, Ikan Asin, Ayam Bakar, Tempe Tahu, Lalapan, Ikan gurame goreng, Sayurnya Sayus Asem, Sambel Kecap, dan yang terakhir adalah Teh Hangat. wah siap deh makanannya :D Eittts jangan lupa, makannya harus pake tangan hehe cuci tangan dulu sana :D 
8. Sholat Itu Nomer SATU!
Buat orang Sunda, yang penting Ibadah! Kalau buat agama Islam Sholatlah nomer satu. Biar Kaya/Miskin, Tua/Muda, Lagi ketemu Presiden atay ketemu pemulung, yang penting SHolat jangan lupa. Inilah yang selalu ditekankan atau dipesankan kepada orang tua Sunda kepada anak-anaknya, tapi pelaksanaannya kan itu tergantung pribadi masing-masing, ada yang nurut ada yang enggak hehe. Tapi yang terpenting Sholat itu dimanapun harus tetep dikerjakan, mau di pinggir danau sekalipun :D... maka dari itu slogan kota-kota di Jawa Barat semua bernuansakan Islam, seperti : Bogor Beriman, Cianjur Gerbang Marhamah, Bandung Bermartabat dll.. Hal ini dilakukan karena Sunda sangat menjaga tradisi leluhur Islam yang menjadi kebiasaan, seperti Maulud Nabi Muhammad SAW.
9. Susah Nabung
Ciri orang Sunda selanjutnya adalah "Susah Nabung", mungkin ini tidak berlaku bagi sebagian orang Sunda, tapi realita Susah nabung ini terbukti loh.. Ketika orang Sunda punya banyak uang, biasanya mereka langsung "Babandaan" artinya membeli barang. Entah barang keperluan sehari-hari, atau keperluan sekunder dan tersier. Artinya uang itu akan cepat mengalir alias langsung dipakai, jarang dari orang Sunda ketika mendapatkan uang langsung di Tabung tanpa dibelanjakan sepeserpun : D. 
Ini pun berpengaruh pada gaya orang Sunda yang sangat Gengsi dengan penampilan, jadi orang Sunda itu Gengsinya gede. Orang sunda juga sangat peduli dengan sesama, sehingga kalau punya uang dia akan bagi-bagi ke sanak saudara atau lingkungannya, sangat mulya sekali : :D
10. Orang Sunda Senang Bekerja di Kantoran.
Nah yang terakhir nih ciri orang Sunda, Orang Sunda lebih senang kerja Kantoran dari pada kerja diluar Kantor, Artinya apa? Orang Sunda lebih senang pekerjaan yang nyaman tanpa beban dan enggak ribet. Jadi jarang orang Sunda yang jadi pengusaha, banyaknya jadi Pekerja. Sebenernya kembali lagi ke Gengsi, orang Sunda punya gengsi besar antar orang Sunda, Sekolah, Pekerjaan, Rumah dan Kendaraan jadi hal yang memiliki Gengsi tinggi. Makanya jarang kan nemu orang Sunda yang jualan Baso, Punya Foto Copyan, Punya Warung Makan dll. ada sih tapi jarang hehe...
Nah itulah cerita gw tentang 10 ciri orang Sunda, ciri-ciri ini enggak mutlak semua orang Sunda, mungkin bisa juga hanya minoritas, mungkin juga minoritas. Penilaian ini hadir dari diri gw sendiri selaku orang Sunda Asli : D... tapi gw harap sih yang baik dari orang Sunda Harap Di Contoh dan di Teruskan, tapi kalau yang kurang baik Harus kita perbaiki supaya lebih baik, karena orang Sunda itu BISA! 
Writer :Andy Suhandi Kandayun
Hirup SUnda!

Taiwan the heart of asia

0 komentar
 Metropolitan Business Circles
The section introduces major shopping areas in Taiwan. Among these areas, the capital, Taipei, contains some of the best shopping places anywhere, satisfying the shopping habits of all consumer groups.
* Taipei



XimendingThe name of Ximending came from the period of Japanese colonization. At that time a large portion of Taiwan's residents lived within Taipei City. And Ximending was their center for recreation. The city's first theater "Tokyo Stand" was set up here in 1896, and the area was officially named Ximending in 1922.
In early years, the main business activity in Ximending was the cinema theater. At that time, most cinemas were on Emei Street, Chengdu Road and Xining S. Road. After the central government of the R.O.C. was relocated in Taiwan in 1949, large amounts of money poured into Ximending. In addition to cinema, there were department stores and other entertainment attractions. After the completion of the block-long Zhonghua Business Buildings along Zhonghua Road, Ximending became the largest business and entertainment center in the country.
In the 1990s, Taipei's business and entertainment activities gradually shifted to the East District, and later on the Zhonghua Business Buildings were torn down for road construction. Ximending became less popular for a while. Then the MRT Bannan Line was completed, and Zhonghua Road has once again prospered under the planning of the Taipei City Government. People gather here for art, culture events, sports, and music performances on weekends and holidays. Along with the crowds, business opportunities are returning to Ximending.
Ximending is not only a witness to the history of Taiwan, but also a leader of fashion for the new generation. Many middle aged people and senior citizens come here to reminisce about the old days, while young people come for the latest fashions. Two totally different lifestyles meet here, as Ximending fulfills the needs of different groups of people.

* Taipei



Zhongxiao - Dunhua Shopping AreaThe area around the intersection of Zhongxiao East and Dunhua South roads has become a major shopping area in Taipei's east district, thanks to its convenient location.
High-end boutiques are packed along Dunhua South Road between Xinyi and Zhongxiao East roads, presenting a tempting array of brand-name clothes, jewelry, shoes, and leather items. The section between the SOGO Department store and the Taipei Metro Mall is an especially good place for the fashionably acquisitive, with Cartier, Louis Vuitton, DKNY and other top brand boutiques to choose from.
*
Taipei



Xinyi Planning DistrictThe Xinyi District is the newest trend-setting commercial district in Taipei, embracing dozens of fashionable malls, restaurants, and hotels on Sections 4 and 5 of Xinyi Road. Shin Kong Mitsukoshi Department Store's New Life Square and A4 branches, Novel Hall for Performing Arts, Vie Show Cinemas, Grand Hyatt Taipei Hotel, and Taipei 101 are just a few of the many places where you can satisfy your consumer cravings in this area.
By day, the Xinyi District bustles with the fast-paced energy of business as Taipei's commercial and financial center. At night, the skyscrapers come alight with eye-catching displays of LED lights, setting the mood for evening fun.
On weekends, the Xinyi District transforms again as outdoor stages and squares come alive with concerts, dance performances, record release events, and celebrity appearances, making this the place where you can experience the youthful energy of Taipei.
* Taichung



Jingming 1st Street
Jingming 1st Street is Taichung's official pedestrian-only street. The 100-meter-long street combines the functions of shopping, dining, recreation, and art, with boutique shops, coffee shops, restaurants, and galleries--and, on holidays, outdoor concerts and exhibitions. No vehicles are allowed to enter, and coffee shops provide outdoor seating. The street was named model street in 1995, and since has become a major tourist attraction in Taichung.
To offer an escape from hectic daily life, Jingming 1st Street provides an artistic and recreational space for city dwellers. Here you can sit in an outdoor eat and enjoy a nice cup of coffee in an atmosphere closely resembling that of the Champs Elysee in Paris.
* Taichung



Donghai International Art StreetThis art street is close to Tunghai University and has created a utopian community for art lovers. The area showcases postmodern stores and coffee shops which smack of individual color and taste. Truly a place to experience a bohemian lifestyle!
* Kaohsiung



New Juejiang Shopping Area
Innovative management and independent shops find a home at Kaohsiung's New Juejiang shopping area.
Learning from the past success of the "Old Juejiang" shopping area, the New Juejiang shopping area is centered on a popular consumer magnet--, the Datong Department Store at the intersection of Wufu 2nd Road and Renzhi Street. It is also right next to the Mercuries Department Store and the Oscar Cinema on Lane 167 of Wenheng 2nd Road. New Juejiang has learned a lesson from its-- mistakes, and has replaced the traditional business style with a new management approach.

Young people, new fashions, recreation, shopping, and dining all get together at New Juejiang, which is rapidly attracting new businesses to become Kaohsiung's biggest shopping destination. Cinemas, trendy clothes, jewelry, watches, cosmetics, and beauty salons mingle with cafes, American and Japanese fast-food restaurants, and all types of stalls to provide something for everyone. New Juejiang is the place to go in southern Taiwan for imported goods and chic attire, much of it arriving in step with its debuts in the fashion capitals of the world.
* Kaohsiung



Sanduo Shopping District
The Sanduo area has gained popularity as a top shopping destination in Kaohsiung in recent years. Anchor stores here include the Shin Kong Mitsukoshi Department Store, SOGO, and Mega'21 Far Eastern Shopping Complex. There are also a number of clothing boutiques and small shops, including Japanese merchandise retailers Poya and A+1, and other shops selling discount cosmetics, handbags, and daily goods. Items at these shops are generally 20% to 50% cheaper than similar items in department store boutiques, making them a magnet for young shoppers. Sanduo has also benefited from its proximity to the traditional market on Linsen Road.

Sanduo Shopping District is adjacent to the Sanduo and Zhongshan Road traffic circles near the high-rise core in Kaohsiung. To the south it links with the Asia-Pacific Financial Plaza, the 85-floor Tuntex Sky Tower, and a multifunctional economic and trade area being promoted by the Kaohsiung City Government. An MRT station will soon open in this area, making it even easier to reach.

Kamis, 08 Januari 2015

upacara adat sunda mapag panganten HWD.CINDY&JAY 20-04-2014

0 komentar

TARI KATUMBIRI chunk 1

0 komentar

Tari Anjasmara

0 komentar

Tari Anjasmara by Hanifa (Pusbitari)

0 komentar

Minggu, 04 Januari 2015

Tari Sunda

1 komentar

Pusbitari Press

5 Dasa Warsa Irawati Menari
Biografi Irawati Durban Ardjo berarti menghampiri jejak panjang jagat tari Sunda yang mustahil dipisahkan dari perjalanan hidupnya.
Di dalamnya Ira menjadi bagian perkembangan jagat tari Sunda pada periode yang amat penting di tahun 1950-an. Bahkan wajar menyatakan menyebut nama Irawati adalah memanggil ingatan ihwal gurunya Rd. Tjetje Somantri, maestro tari Sunda dan Tb. Oemay Martakusuma di BKI.
Bagaimanakah jejak panjang tari Sunda hadir dalam diri Ira, bagaimana pula sebaliknya ia sebagai penari dan seorang koreografer meninggalkan juga jejak dalam tari Sunda itu sendiri? Etos dan tradisi kreatif seperti apa yang telah dia serap dari para pendahulunya? Bagaimana ia mentransformasikan itu semua dalam proses kreasi dengan konteks waktu dan ruang yang berbeda?
Penulis: Ahda Imran & Miftahul Malik, et al.
Ukuran: 25 cm X 22 cm, 275 hlm.
Harga Rp. 346.500,-
TARI SUNDA 1880-1990
Melacak Jejak Tb. O. Martakusumah dan Rd. Tjetje Somantri
Buku karya Irawati Durban Ardjo ini, menyuguhkan hasil penelitiannya terhadap dua tokoh seni tari Sunda yang tersohor, yakni Tb. Oemay Martakusuma dan Rd. Tjetje Somantri, yang didahului dengan penelusuran latar belakang seni tari Sunda sejak zaman menak Priangan.
Penjelasannya yang amat rinci, disertai gambar-gambar yang dikumpulkan dan catatan kaki semakin memperjelas kesejarahan tari Sunda modern, membuat buku ini punya mutunya sendiri. Terutama ketekunan penulisnya dalam memburu dokumen-dokumen otentik sejarah tari Sunda sejak tahun 1880 dari Bandung dan Belanda. (Prof. Yakob Sumardjo)
Penulis: Irawati Durban Ardjo
Ukuran: 17 cm X 24 cm, 228 hlm.
Harga Rp. 100.000,-
TARI SUNDA 1940-1965
Karya Rd. Tjetje Somantri dan Kiprah BKI

Di Jawa Barat bagaimana upaya Tjetje, Oemay, Kayat dan tokoh-tokoh BKI lainnya dalam mewujudkan tari pertunjukan Sunda, khususnya tari puteri yang sebelumnya tidak ada?
Di buku ini dapat diikuti proses perwujudan tari di BKI, dengan 38 tari-tarian yang diasuh, ditata dan diciptakan Tjetje sejak tahun 1946 hingga tahun 1963. Pola lantai, rincian gerak tari, 121 foto dan 112 pertunjukan BKI dan Rinenggasari dari tahun 1952 – 1965, dapat membuktikan betapa tarian BKI dan Kota Bandung menjadi pusat perhatian Presiden Soekarno untuk menjamu tamunya.
Buku ini ditulis untuk melengkapi buku-buku Tari Sunda 1880-1990, Melacak Jejak Tb. Oemay Martakusuma dan Rd. Tjetje Somantri.
Penulis: Irawati Durban Ardjo
Ukuran: 17 cm X 24 cm, 228 hlm.
Harga Rp. 115.000,-

KAWIT
Teknik Gerak Tari dan Tari Dasar Sunda

Belajar tari bukan hanya belajar gerak semata, akan tetapi belajar gerak yang terkendali. Efeknya sangat menyeluruh. Bukan hanya perkembangan psikomotor dan intelektualitas semata, akan tetapi aspek afeksi yang menjadi muatan paling besar dalam pembentukan karakter sangat dominan.
Buku Kawit “Teknik Gerak Tari & Tari Dasar Sunda” ini akan menuntun para pelatih/ guru tari dalam mengajar murid yang mulai mempelajari tari Sunda sesuai aspek di atas.
Buku KAWIT ini adalah tuntunan praktis bagi para pemula (guru/pelatih/siswa) dalam belajar/mengajar tari untuk siswa SD, SMP mulai dari olah tubuh, teknik dasar tari Sunda hingga tari dasar, dilengkapi panduan VCD dan kaset lagu tari.
Penulis: Irawati Durban Ardjo
Ukuran: 17 cm X 24 cm, 228 hlm.
Harga Rp. 80.500,-

200 Tahun Seni di Bandung

Membaca buku 200 Tahun Seni di Bandung, kita serasa diajak bertamasya ke lorong waktu. Kehidupan berkesenian di Bandung dengan segala ragamnya telah menjadi taman bunga yang menambah keindahan dan kesemarakan kota. Dengan mengenal kesenian dari masa ke masa, kita pun dapat mengenal perkembangan dan perubahan suatu peradaban dengan mengenal sejarah “kreatifitas” suatu masyarakat. Sebuah buku yang ditulis oleh 14 penulis ini patut dibaca oleh mereka yang ingin melacak jejak sejarah sepanjang dua abad, tentang seni pertunjukan di Bandung, seperti seni tari, pencak silat, karawitan, pedalangan, sastra, gedung pertunjukan, teater, film, musik, siaran radio, dan seni rupa.
Penyusun: Irawati Durban Ardjo
Ukuran: 21,5 cm X 28 cm, 500 hlm.
Harga Rp. 465.000,-